Manusia bukan mesin yang dapat bekerja tanpa bantuan orang
lain. Namun, sehebat-hebatnya mesin, kita mengenal istilah turun mesin.
Kemampuan mesin tidak seperti ketika masih baru. Mesin ada saatnya untuk
diremajakan. Bagaimana dengan manusia? Manusia juga butuh dukungan agar
kinerjanya maksimal. Berikut beberapa saran.
1. TEMUKAN ALASAN ANDA BEKERJA
Umumnya, alasan setiap orang bekerja adalah untuk
mendapatkan upah. Upah itu penting untuk menghidupi keluarga dan orang-orang
lain yang dicintai. Tidak ada yang salah dengan alasan ini. Banyak juga orang
yang berpikir demikian. Namun, C. Peter Wagner dalam bukunya The Church in the
Workplace menyebutkan bahwa bekerja adalah sarana untuk memuliakan Allah dan
mentransformasi masyarakat. Berarti, dampak sebuah pekerjaan itu bukan hanya
pada diri sendiri. Dampak yang lebih luas adalah bagi masyarakat. Benarlah
ketika St. Paulus mengatakan bekerjalah seperti untuk Tuhan dan bukan untuk
manusia.
Bila kita menyadari bahwa kita sedang bekerja untuk Tuhan,
sangat pantas bila kita bekerja all out karena Dia pantas menerimanya. Bukankah
Dia telah memberikan yang terbaik bagi kita?
2. MILIKI FIGUR IDEAL
Tak dapat dimungkiri bahwa orang lain bisa menginspirasi
kita. Di seputar kita banyak orang yang punya kinerja yang pantas ditiru. Walau
terpuruk, mereka dapat mengelolanya bahkan menjadikan keterpurukan itu sebagai
cambuk untuk sebuah kinerja maksimal. Besi menajamkan besi. Manusia menajamkan
sesamanya.
Adakah figur seperti itu sekarang? Pasti ada! Sejak zaman
dahulu hingga sekarang, selalu ada orang yang menunjukkan kegigihannya. Tak
mudah patah arang. Semangat terus menggelora untuk memberi yang terbaik.
4. HARUS SMART
Tanpa target, kinerja bisa jadi kendor. Namun, bila punya
target semangat bisa terpacu. Karena itu bekerja perlu SMART. S=specific.
Bekerja harus spesifik. Pekerjaan apa yang hendak ditekuni. M=measurable.
Rencana-rencana dalam pekerjaan kita harus terukur. Perlu punya angka tertentu
yang hendak dicapai. A=achievable. Semua rencana harus dapat dicapai.
R=realistic. Hidup ini harus realistis. Logika yang Tuhan berikan difungsikan
maksimal. T=time bound. Ada batas waktu yang ditetapkan. Kapankah rencana-rencana
dalam pekerjaan itu akan dicapai?
5. DENGARKAN SEKELILING ANDA
Mengutip pernyataan Presiden SBY beberapa tahun lalu, ia
berkata kritik itu obat bila diberi sesuai dosisnya. Bila hal ini diterapkan
dalam pekerjaan, kritik itu ibarat obat yang menyembuhkan. Ia dapat
menyembuhkan, terutama menyembuhkan kemalasan dan ketakkonsistenan dalam
bekerja.
Kritik tidak selalu negatif. Ada orang-orang yang mengkritik
agar pekerjaan kita makin maju. Walaupun tak dapat disangkal, ada juga yang
mengkritik dengan tujuan menjatuhkan. Namun, tidak sedikit yang mengkritik
dengan tujuan mulia, agar pekerjaan dan karya kita maksimal. Maka, orang-orang
seperti ini patut didengarkan.
6. INTERNAL CALLING
Pastikan minat Anda. Apakah pekerjaan yang ditekuni sekarang
sesuai dengan minat Anda? Pastikan bahwa ini panggilan hidup Anda. Karena itu
sangat penting untuk menemukan panggilan hidup bagi setiap orang.
Bila pekerjaan bukan merupakan panggilan, biasanya akan
menemukan kejenuhan. Seseorang mengatakan banyak orang menempatkan diri tapi
bukan ditempatkan Tuhan. Internal calling, panggilan pribadi menjadi sangat
penting untuk memaksimakan kinerja.
So, bagaimana dengan Anda? Apakah kelima poin di atas telah
Anda miliki? Semoga Anda makin sukses karena kinerja tinggi yang Anda punyai.
Tuhan menolong kita semua.
Sumber: Majalah Bahana, September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar